Jember Hari Ini – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyiapkan sistem peringatan dini untuk memonitor bencana tsunami. Namun Pemerintah Daerah harus menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi, peta rawan bahaya gempa bumi dan tsunami, jalur dan tempat evakuasi serta melakukan gladi evakuasi secara rutin. Demikian ditegaskan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rilis pers secara daring.
Menurut Dwikorita, sejak tahun 2008 pemerintah Indonesia telah mengantisipasi potensi tsunami akibat gempa bumi megathrust, seperti yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004. Sistem peringatan dini yang dibangun di BMKG disiapkan untuk memonitor dan mengantisipasi kejadian gempa bumi, termasuk gempa bumi megathrust. Dalam waktu 3 sampai 5 menit pasca gempa, sistem monitoring dan peringatan dini secara otomatis menyebarluaskan informasi peringatan dini tsunami ke masyarakat di daerah rawan gempa bumi dan tsunami. Informasi tersebut disampaikan melalui BNPB, BPBD, media, ataupun SMS, email, website, dan sosial media. Namun semua membutuhkan partisipasi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk melakukan berbagai langkah kesiapan pencegahan bencana.
Plt Bupati Jember, Abdul Muqit Arief, menjelaskan, Pemkab Jember sudah melakukan upaya antisipasi dengan menyiapkan masyarakat tangguh bencana sejak dini. Sehingga perlu proses edukasi agar masyarakat mampu menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
Sebelumnya, BPBD Jawa Timur menjelaskan ada 8 kabupaten-kota yang berpotensi tsunami. Delapan kabupaten-kota tersebut antara lain Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. (Hafid)