Menginisiasi Bisnis Dari Potensi Tembakau di Desa Jambearum Oleh KKN Kolaboratif Jember Kelompok 23

Kelompok 23 KKN Kolaboratif Perguruan Tinggi se-Kabupaten Jember telah berjalan minggu keempat pengabdian masyarakat di Desa Jambearum, Kecamatan Puger. Kelompok dengan 8 anggota ini telah mendalami potensi yang ada di Desa Jambearum dan mendapatkan hasil untuk mengembangkan bisnis dari potensi tembakau.

Tembakau yang menjadi komoditas utama di desa ini dikelola oleh petani lokal dan biasanya pengepul akan datang langsung ke petani untuk kemudian menjual produknya di pasar. Melihat dari cara pemasaran yang masih menjangkau skala kecil dan pengemasan sederhana hanya dengan tali rafia dan plastik besar, kelompok 23 tertarik untuk menginisiasi potensi ini dalam ranah bisnis yaitu dengan membuat nama brand, logo dan kemasan baru.

Untuk merealisasikan ide rintisan bisnis ini diperlukan beberapa proses yang melibatkan dukungan dan persetujuan banyak pihak seperti Dosen Pembimbing Lapang, Kepala Desa, Sekretaris Desa, perangkat desa serta pengelola tembakau itu sendiri.

Proses yang telah dilakukan diantaranya: menyampaikan ide kepada perangkat desa dan ketua karang taruna, membuat desain brand dan logo, survey dan menentukan kemasan yang akan digunakan. Setelah semua unsur ditentukan, kami menyiapkan materi untuk presentasi di depan Kepala Desa dan perangkat desa.

Mahasiswa melakukan program kerja ini beriringan dengan program kerja verifikasi DTKS dan juga berbagai kegiatan lain yang diselenggarakan oleh desa, sehingga proses untuk presentasi berjalan agak lambat dari perkiraan awal. Hari Senin, tanggal 15 Agustus 2022 telah dilaksanakan presentasi hasil dan voting untuk logo kemasan bersamaan dengan acara rapat harian yang bertempat di ruang rapat kantor balai desa Jambearum.

Kritik dan saran diberikan oleh perangkat desa serta usulan lainnya untuk dipertimbangkan. Hasil akhir voting telah menghasilkan logo resmi yang akan digunakan pada kemasan. Hingga tahap ini, sangat diharapkan proses pengerjaan program ini sukses dan dapat memberi peluang terhadap potensi desa yang sudah ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *