Pemerintah Desa Jambearum Selenggarakan Sosialisasi dan Penyuluhan Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Hewan Ruminansia

Selasa, 7 Juni 2022 bertempat di Pendopo Balai Desa Jambearum, Pemerintah Desa Jambearum menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Hewan Ruminansia kepada masyarakat Desa Jambearum yang memiliki hewan ternak ruminansia.

Sebanyak 80 orang dari 3 dusun, yaitu Dusun Darungan, Krajan, dan Kedung Sumur, yang turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini dimulai mulai pukul 09.30 WIB dengan susunan acara yang pertama pembukaan, yang kedua sambutan Kepala Desa Jambearum yang diwakili oleh Sekretaris Desa Jambearum, penyampaian informasi dan sosialisasi oleh Dokter Luhung dan Dokter Nanik Irawati, kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab.

Sekretaris Desa Jambearum, Bapak Zainul Amin, menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat desa terkait dengan Penyuluhan Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Hewan Ruminansia, terutama pada sapi. Dengan harapan para peternak bisa memperoleh pengetahuan sehingga warga tidak panik dan terburu-buru ingin menjual ternaknya, karena hal ini dapat merugikan bagi peternak.

Penyampaian informasi yang pertama disampaikan oleh dokter luhung terkait beberapa gejala yang terjadi pada hewan jika terindikasi terjangkit panyakit ini, antara lain yang pertama Hewan ternak tidak mau makan, hal ini disebabkan oleh adanya luka atau sejenis sariawan pada mulut hewan dan menyebabkan hewan banyak berliur. Yang kedua, Hewan ternak demam, pincang, bahkan paling parah kuku nya bisa lepas.

Namun warga dihimbau tidak panik karena penyakit ini 95% dapat SEMBUH asal dengan penanganan cepat dan perawatan intensif. Dan yang 5% kematian ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh PMK, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi awal hewan ternak, seperti sudah sakit sebelumnya, atau kondisi hewan terlalu kurus.

Cara penanganan dan perawatan yang dianjurkan oleh dokter yaitu dengan pemberian jamu tradisional yaitu kunyit, gula jawa, temulawak, dan juga telur. Kunyit berfungsi untuk meningkat daya tahan tubuh, gula jawa dan telur berfungsi untuk menambah energi pada hewan ternak, dan temulawak berfungsi untuk meningkatkan nafsu makannya. Dengan takaran pemberian jamu secukupnya dan disesuaikan dengan kondisi hewan ternak.

Selain dengan pemberian jamu tradisional, masyarakat juga dihimbau untuk dapat memberi pakan yang bernutrisi dan bertekstur lebih lunak.

PMK ini juga dapat menyerang pada kambing, akan tetapi gejalanya tidak terlalu terlihat seperti saat menyerang pada sapi. Sehingga PMK ini resiko terjangkitnya lebih besar pada sapi.

Dokter Nanik Irawati menambahkan bahwa faktor paling penting selain dari makanan dan jamu, juga dari faktor kebersihan badan hewan dan kandangnya. Perawatan kandang dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan disinfektan hal ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus dan bakteri.

Pembuatan disinfektan yang terjangkau dapat dilakukan dengan mencampurkan cairan pemutih pakaian atau cairan pembersih lantai dengan perbandingan 100 ml cairan tersebut dilarutkan dengan 1 liter air, kemudian dapat disemprotkan di kandang hewan secara rutin.

Kemudian terkait aman tidaknya daging hewan yang pernah terjangkit PMK ini yaitu AMAN dikonsumsi asal diolah dengan tepat. Apabila dagingnya tidak langsung dimasak maka harus langsung dibekukan dengan tujuan mematikan virus dan bakteri didalamnya.

Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, Pemerintah Desa Jambearum berharap masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan secara mandiri, sehingga tidak bergantung pada dokter hewan maupun Manteri dikarenakan keterbatasan tenaga kesehatan hewan. Serta tidak panik dalam penanganan PMK ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *